Langsung ke konten utama

Bahayanya Penyakit PMK Pada Ternak (Peternak Perlu Tahu Dan Pemerintah Harus Meningkatkan Pengawasan)

 


Wabah Penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) Melanda Dalam Negri, Lakukan Pengawasan Ekstra Untuk Para Peternak Kita. 

 

Wabah penyakit PMK pada ternak ruminansia saat masih dikatakan serius, serius untuk bisa ditangani lebih cepat lagi, karena kita tahu untuk ternak besar akan ada hari besar yang digunakan untuk kurban yaitu pada hari raya idul adha diperkirakan jatuh pada tangga 9 juli 2022, sehingga pemerintah harus ekstra kerja keras untuk memantau para peternak tradisional yang tentunya kita ketahui minimnya pengetahuan akan penyakit PMK yang saat ini sedang menyebar.

Pemerintah harus terjun langsung kelapangan beserta dokter hewan untuk langsung memberikan pengawasan mengenai pengendalian penyakit PMK karena apabila ini tidak diseriuskan maka peternak akan semakin bersedih karana banyak ternaknya yang sakit dan penyebaran virus semakin tak terkendali lagi, lalu apakah penyakit PMK ini, apa resikonya dan bagaimana pengendalian dari penyakit ini, mari kita kupas.

PMK adalah singkatan dari (Penyakit Mulut dan Kuku) atau disebut juga sebagai (Foot and Mouth Disease) ini adalah penyakit menular yang akut yang disebabkan oleh virus  

Menurut drh. Dian menyampaikan bahwa penyakit mulut dan kuku adalah penyakit infeksi virus (family picornaviridae) yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven hoofed). Nama lain penyakit ini antara lain aphthae epizootica (AE), food and mouth disease, virus PMK ini memiliki ukuran yang kecil (kurang lebih 20 milimikron), tidak beramplop/tanpa lapisan lemak dan memiliki capsid yang kuat sehingga virus ini sangat tahan terhadap desinfektan yang cara kerjanya melarutkan lemak. 

Perlu diketahui oleh para peternak bahwa penyakit PMK ini tidak menular kepada manusia atau sering disebut zoonosis namun manusia beresiko menularkan kepada ternak lain karna sebagai agen penyebar, penyakit PMK ini menyebar hanya kepada ternak yang peka seperti kita tahu sapi, kambing, domba, kerbau, unta dan lain sebagainya, sehingga perhatian pemerintah terfokus pada memutus mata rantai wabah agar tidak meyebar luas, akibatnya akan berdampak pada kerugian ekonomi masyarakat, karna tidak hanya cacat karna sakit ternakpun berdampak pada kematian sehingga pemerintah betul betul ekstra pengawasan dalam menanggulangi penyakit PMK ini

Bahwa indonesia dulu pernah terjadi wabah PMK yaitu pada tahun 1887 di malang, jawa timur sampai meyabar keseluruh pulau jawa hingga berakhir pada tahun 1983, akhirnya Indonesia berhasil mendeklarasikan status bebas PMK pada tahun 1986 melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 260/Kpts/TN.510/5/1986 dan kemudian mendapatkan pengakuan dunia terhadap status bebas PMK tanpa vaksinasi sebagaimana tercantum dalam Resolusi Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) Nomor XI Tahun 1990.

Harus diketahui oleh para peternak bahwa penyakit ini ditandai dengan pembentukan vasikel atau lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril dan di kulit sekitar kuku, pincang dan bahkan kuku bisa terlepas, sipersalivasi, hewan lebih sering berbaring, pada ternak potong akan terjadi penurunan bobot badan dan pada ternak perah akan terjadi penurunan produksi yang sangat drastis. Mordibitas biasanya tinggi mencapai 100% namun mortalitas/tingkat kematian untuk hewan dewasa dewasa biasanya sangat rendah, namun pada hewan muda bisa mencapai 50%. Pada pedet dengan pemeriksaan post mortem, bisa ditemukan adanya perubahan pada otot jantung (miocardium) berupa adanya garis garis loreng, putih, abu abu atau kekuningan yang sering disebut dengan istilah tiger heart. Pemeriksaan patologi ini penting dilakukan untuk membuat diagnosa banding untuk penyakit lain selain PMK. 

Coba kita lihat beberapa contoh gambar ternak yang terkena penyakit PMK ini 



Dari gambar berikut kita ketahui bahwa PMK menyerang mulut dan kuku seperti yang dijelaskan sebelumnya terdapat lepuh pada kuku dan mulut sehingga ternak merasakan kesakitan tidak mau makan, lalu mengapa kita harus waspada dengan penyakit PMK ini yaa..!!!

1. Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi
2. Menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar (penurunan berat badan permanen)
3. Pengendaliannya sulit dan kompleks karena membutuhkan biaya vaksinasi yang sangat besar serta pengawasan lalu lintas hewan yang ketat
4. Negara Indonesia terdiri dari puluhan ribu pulau dan ratusan pelabuhan besar dan kecil, sehingga rawan penyelundupan ternak dan bahan asal hewan (daging, kulit, dll.) dari negara Endemis PMK seperti India, Brasil, Malaysia, Thailand, Filipina dan sekitarnya

Penyebab dari penyakit ini adalah virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus dan untuk masa inkubasi 2-14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit), cara penularan penyakit mulut dan kuku ini bisa terjadi dengan cara kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan penderita (droplet, leleran hidung, serpihan kulit), vektor hidup (terbawa manusia, dll), bukan vektor hidup (terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang dll.), tersebar melalui angin, daerah beriklim khusus (mencapai 60 km di darat dan 300 km di laut).

Menurut drh. Dian. “Tidak semua sapi yang disembelih semua organnya bisa di konsumsi.  Sapi yang terinfeksi juga ada yang tidak menunjukkan gejala klinis atau bahasa kedokterannya adalah ‘sub-klinis’ atau mungkin memang belum sampai onset-nya.  Seperti yang kita ketahui onsetnya bisa sampai 14 hari. Jika sapi sudah dipotong, organ yang ada ditubuh sapi terutama sumsum tulang dan tulangnya, kepala,  limfoglandula dan jeroan harus dipisahkan dari daging dan ditangani dengan baik karena dapat mengandung virus. Penanganan yang direkomendasikan adalah perebusan mendidih selama minimal 30 detik terhadap organ tersebut.  Jadi kalau daging tanpa tulang bisa dikatakan relative aman atau dapat diabaikan karena pedoman dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia  (OIE / World Organization for Animal Health) bahwa bagian yang paling aman adalah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula” 

Sehingga untuk penyembelihan hewan ternak yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan hari besar yaitu hari idul adha harus dilakukan dengan teknis yang benar, ternak tidak didapat dari daerah yang terkena wabah PMK, apabila disembelih ternak tidak cacat dan sakit, pada RPH yang harus diawasi dengan dokter hewan daerah setempat agar dilakukan ante mortem dan post mortem pada ternak yang akan disembelih, apabila sudah dipotong dan dimasukan didalam frizzer ini lebih baik lagi karna akan mengalami proses pembekuan, apabila beli daging langsung direbus tanpa dicuci dahulu, ditakukan apabila tercemar penyakit PMK air akan mengalir dan mencemari ternak lain, sehingga artinya bahwa daging bersih tidak terkontaminasi dengan penyakit PMK agar tidak menyebar karna virus ini sangat peka.

Pencegahan dan penanganan penyakit PMK bisa kita lakukan diantaranya 

Biosekuriti barang

  1. Disposal yakni pemusnahan barang – barang yang terkontaminasi
  2. Dekontaminasi yaitu semua barang yang masuk kandang perlu disanitasi dengan melakukan desinfeksi, fumigasi, atau disinari lampu ultra violet.

Biosekuriti Kandang

  1. Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan secara berkala setelah selesai digunakan
  2. Melakukan desinfeksi lingkungan sekitar kandang secara berkala dan Dekontaminasi yakni dengan cara mencuci kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan-bahan lain yang memungkinkan bisa menularkan PMK dengan deterjen atau disinfektan.

Biosekuriti pada Karyawan Peternakan

  1. Karyawan wajib masuk ke ruang semprot disinfektan
  2. Karyawan yang masuk kadang harus ganti baju lengkap dengan seragam (APD), sepatu boot, dan masker

Biosekuriti Tamu Kunjungan

  1. Tamu yang masuk ke kandang harus ganti baju lengkap dengan seragam lengkap (APD), sepatu boot, dan masker.
  2. Tamu masuk ke kandang melalui biosecurity spraying dan harus melakukan celup kaki dan cuci tangan di tempat disinfektan kandang

Biosekuriti kendaraan

  1. Security perlu menyemprot Ban dan bagian bawah kendaraan dengan menggunakan larutan disinfektan atau melalui bak dipping kendaraan.

Biosekuriti Ternak

  1. Setiap ternak yang baru masuk ke lokasi peternakan perlu ditempatkan terlebih dulu di kandang karantika/isolasi selama 14 hari dan dilakukan pengamatan yang intensif terhadap gejala penyakit.
  2. Jika terdapat gejala klinis penyakit, maka segera pisahkan dan dimasukkan ke kandang isolasi dan ditangani lebih lanjut oleh petugas kesehatan hewan dan dilaporkan pada dinas peternakan setempat.
  3. Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans.
  4. Pemotongan hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan - hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK.
  5. Musnahkan bangkai, sampah, serta seluruh produk hewan pada area yang terinfeksi.
  6. Pelarangan pemasukan ternak baru dari daerah tertular
  7. Untuk peternakan yang dekat daerah tertular maka ada anjuran untuk melaksanakan Vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant
  8. Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.

Pengobatan dan Pengendalian Ternak

Bagi ternak yang telah terinfeksi virus, maka ada beberapa metode alternative pengobatan dan pengendalian dengan cara berikut ini

a. Pengobatan pada sapi yang terinfeksi

  • Melakukan pemotongan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi.
  • Kaki yang sudah terinfeksi bisa diterapi dengan chloramphenicol atau larutan cuprisulfat.
  • Melakukan Injeksi intravena preparat sulfadimidine
  • Hewan yang terserang penyakit harus karantina yakni dipisahkan dari hewan yang sehat selama masa pengobatan

b. Pencegahan pada sapi yang sehat

  • Hewan yang tidak terinfeksi harus ditempatkan dalam kandang yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan.
  • Berikan pakan yang cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh hewan yang sehat
  • Pada kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5% setiap hari selama satu minggu, kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan PMK pada ternak sapi.

Tindakan pertama pada kasus

1. Melaporkan Kasus

Jika ada keluhan dan pertanyaan terkait kasus PMK langsung melaporkan ke pak RT dan penanggung jawab daerah setempat

2. Pembuatan Disinfektan Efektif

Pada dasarnya virus PMK tidak tahan pada keadaan asam dan basa. Oleh karena itu disinfektan yang dapat digunakan antara lain:

Sodium hidoxida (soda api)

2%

20 gr/l air

Sodium karbonat (soda cuci/soda abu)

4%

40 gr/l air

Asam sitrat

0,2%

2 gr/l air

Asam asetat (asam cuka)

2%

20 gr/l air

Sodium hypoklorat (pemutih pakaian bayclin, proklin)

3%

57 ml/l air

Cara pembuatan disinfektan yang efektif untuk pmk: campurkan larutan bayclin (pemutih pakaian lainnya) sebanyak 57 ml ke dalam 1 liter air.

Disinfektan ini dapat digunakan untuk kandang, peralatan peternakan, kendaraan, sepatu boot, dll.


Sekian penjelasan singkat mengenai penyakit PMK yang saat ini mewabah di negri kita tercintam, semoga para peternak bisa sabar dan pemerintah mampu dengan cepat menangani wabah ini dengan mengerahkan pasukan dokter hewan langsung terjun ke lapangan ada pengawasan ekstra.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Ampuh Mengatasi Kembung Pada Ternak

    Mengatasi Kembung Pada Ternak Ruminansia    Peternakan ruminansia seperti domba, kambing, sapi, kerbau adalah ternak mamalia yaitu dapat menyusui dan melahirkan anak, berbeda dengan unggas yang tidak dapat menyusui dan tidak beranak melainkan bertelur, pada beberapa kasus yang dialami olah para peternak ruminansia yang sering terjadi adalah penyakit kembung, penyakit kembung ini sering terjadi pada ternak ruminansia mengapa terjadi, ini adalah penyebab mengapa ternak bisa terkena kembung diantaranya adalah : Ternak diberi pakan hijauan yang terlalu tinggi kadar airnya Pakan yang diberikan berupa hijauan yang masih basah tanpa ada pelayuan sebelumnya Di pagi hari para peternak sudah membiarkan ternak memakan hijauan rumputan yang terdapat embun, seharusnya agak siangan agar tidak terkena penyakit kembung Kekurangan nutrisi, perubahan cuaca panca robah salah satunya Kondisi kandang sangat terbuka sehingga angin mudah masuk di malam hari yang mengakibatkan kembu...

Penyebab Abnormalitas Pada Telur Dan Solusinya!!!

   ABNORMALITAS TELUR Mengenal abnormalitas pada telur adalah kajian yang harus kita pelajari, karena pada telur kita bisa tahu bahwa telur itu apakah memiliki kelainan, baik pada kerabang, putih telur dan kuning telur sehinggga kita bisa tahu telur tersebut adalah telur abnormal dan kita juga harus ketahui kenapa itu bisa terjadi dan apa solusinya. Telur merupakan salah satu produk peternakan yang berasal dari unggas baik ayam, itik, puyuh dan lain lain dan dikenal sebagai bahan pangan sumber protein yang bermutu tinggi, telur sebagai bahan pangan mempunyai banyak kelebihan misalnya, kandungan gizi telur yang tinggi, harganya relatif murah dibandingkan dengan bahan sumber protein lainnya. Setiap tahap dalam pembentukan telur akan berjalan sesuai rencana apabila ayam tidak terganggu, seandainya terjadi gangguan, termasuk gangguan terhadap saluran telur, maka biasanya telur yang dihasilkan manjadi abnormal Terdapat macam macam abnnormalitas pada telur diantaranya 1. Telur denga...

Biosecurity Peternakan Ayam Yang Harus Diketahui, Agar Bebas Dari Peyakit

          BIOSECURITY KANDANG PETERNAKAN AYAM, ANTISIPASI MIKROORGANISME PATOGEN MASUK KE DALAM KANDANG       Mengenal biosecurity pada peternakan ayam adalah salah satu pilihan yang penting untuk dipelajari, karena pada peternakan ayam baik itu komersil ataupun pembibitan hal utama yang perlu kita lakukan sebelum masuk kandang adalah agar semua steril bebas dari agen pembawa penyakit salah satunya adalah biosecurity. Biosecurity adalah upaya mencegah kuman atau penyakit agar tidak masuk ke dalam peternakan atau ke kandang sehingga ternak aman, sehat bebas dari penyakit berbahaya. Biosecurity juga berasal dari kata asing yaitu bio  artinya hidup sedangkan security artinya perlindungan atau pengamanan Biosecurity juga diartikan sebagai suatu sistem untuk mencegah penyakit klinis maupun subklinis yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan. Pada awalnya biose...